Bagaimana Membuat Pelet Apung?

Mengapa Pelet Bisa Mengapung
sebelumnya mari kita tinjau jenis pelet yang beredar di Indonesia (di kkalangan petani/peternak Ikan kita). Penulis telah memberikan/ mengulas masalah ini sebelumnya. Klik aja ya…

https://pakanalternatiflele.wordpress.com/2016/10/30/beberapa-product-pelet-cepat-panen-pcp/

Mari kita bahas mengenai bagaimana terbentuknya sebuah pelet apung, membuat pelet apung harus menggunakan mesin ekstruder … Lha kalo peternak kecil ga punya dana untuk beli mesin mahal sedang jika membeli terus menerus dengan pakan pabrik wajarlah peternak lele banyak yang gulter alias gulung terpal.

Perburuan informasi bagaimana cara membuat pelet apung menjadi ‘share click‘ yang paling banyak memenuhi jagat raya dunia maya. Berbagai alasan yang diberikan bagi sipelancar internet ini berbeda-beda, ada yang bertujuan menghemat pakan pabrik yang mahal, ada yang ber-orientasi bisnis yaitu menjual lebih murah dibanding harga pasar/pabrik. Tul khan ! Ya, potensi bisnis di segmen pakan ikan ini memikat hati para penggiat bisnis budidaya ikan air tawar.

Didanau Maninjau Sumatera barat saja menghabiskan pakan 5 ton pakan nila perhari dan di Waduk Carita, waduk Jatiluhur di Jawa Barat, waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Danau Batur Bali menghabiskan pakan nila ribuan ton setiap bulannya. Koto panjang Kabupaten Kampar membutuhkan pakan ikan lele dan patin. Untuk pakan ikan Lele didesa kecil di Jember, desa getem namanya, membutuhkan 4-6 ton pakan lele perhari. belum lagi sentra ikan lele terbesar di parung Bogor, kampung lele Boyolali dan sentra lele No.2 terbesar di Jawa Tengah, Kabupaten Pati.

Alasan utama orang berlomba-lomba agar bisa membuat pelet yang bisa mengambang adalah karena demand yang tinggi. Kebutuhan pelet atau pakan ikan, ayam, bebek dan lain-lain mencapai ribuan ton setiap bulannya. Image yang berkembang bahwa pelet selalu dibutuhkan oleh market dan bisnis pakan ternak mendatangkan profit, sedangkan beternak atau berbudidaya selalu dihadapkan banyak kendala seperti kualitas bibit yang hasil inbreeding, bibit langka, musim yang tidak bersahabat, harga pakan yang mahal dan kualitas air yang tidak memadai. Ia khan !!!

Membuat pelet apung dapat dibuat dengan beberapa cara :

Menggunakan mesin ekstruder
Cara yang pertama ini anda musti memiliki mesin pelet yang disebut mesin pelet ekstruder. Mesin pelet ekstruder inilah yang bisa membuat pelet ikan menjadi terapung. Cara ini yang paling efektif namun sayang harga mesin ekstruder tidak semua peternak ikan mampu.

Dengan cara digoreng
Dengan cara dipanaskan (digoreng dengan minyak ikan) teknik ini biasa dilakukan untuk kepentingan sendiri (home activity) dan bisa mengapung beberapa menit 1-3 menit.

Sistem Steam atau kukus
Dengan cara mengadopsi cara kerja mesin penanak nasi (magic jar), setelah pelet dicampur, diolah dan difermentasi kemudian dipanaskan. Mengambang tidak terlalu lama tapi cukup membantu namun hanya digunakan dikalangan peternak sendiri. Tidak bisa dijual karena bentuk tidak bisa sama. Cara ini juga mengasilkan pelet apung 1-3 menit

Mengadopsi sistem pembuatan tempe
Dengan cara dibuat tempe. Metode peragian saat ini sedang digandrungi oleh para pembudidaya ikan lele. Tempe jika dicemplungkan kekolam ini menjadi apung. Silahkan lakukan serangkaian uji coba dengan menambahkan ragi tempe yang banyak dijual dipasaran bebas. Sistem ini tidak menggunakan mesin apapun. Anda cukup membeli bahan-bahan yang sudah berbentuk tepung. Cara ini bisa mengapung antara 1 menit hingga 5 menit tapi ribet mengerjakannya.

Mengunakan tepung apung (ESA-01), enzimatis dan fermentasi.
(disadur dari http://boosterfish.com/cara-membuat-pelet-apung/)
Cara ini yang bisa digunakan untuk bisnis pelet apung dan menghasilkan daya apung lebih lama dan nutrisi bermutu tinggi sekelas pabrik. Cara ke-5 inilah yang mendatangkan 3 azaz manfaat sekaligus, yakni :

1. Menghasilkan pelet yang bisa mengambang atau mengapung dalam jangka waktu yang lama antara 25 menit hingga 90 menit jika tidak dilakukan fermentasi akan mengapung antara 10 menit hingga 20 menit. Nilai protein awal 27% menjadi 35% setelah menggunakan tepung apung ESA-01 ini. Namun sebaiknya tetap lakukan proses fermentasi karena manfaat fermentasi untuk meningkatkan mutu pakan (baca artikel fungsi fermentasi, judulnya : Bioteknologi, apa itu fermentasi)

Laporan beberapa peternak di daerah, penggunakan tepung apung (ESA-01) bahwa pelet mampu mengambang dipermukaan air selama 25-90 menit dan air tidak keruh dan mengapung selama 20 menit jika tidak dilakukan fermentasi.
2. Berbiaya murah 30-40% dibandingkan pakan pabrik.
3. Mampu meningkatkan nutrisi pakan baik teruji secara laboratorium maupun teruji dilapangan.

Tinjauan Umum mengenai Pelet Apung yang Baik
Apabila mengunakan mesin pelet sederhana
Pelet Density (kepadatan) jelek. maka pelet gampang hancur di air. Nah, kalau pelet tersebut tidak memiliki Density yang baik, maka, pelet yang tidak termakan oleh ikan akan hancur sifat “porousnya” akan hilang akhirnya membusuk. Nah peristiwa ini akan mengakibatkan terproduksinya amaoniak secara alami, dan akan menyerap oksigen yang banyak. sehingga dapat menimbulkan kematian massal untuk Ternak ikan anda.

Floating pelet adalah yg terbaik, harus memiliki kelebihan dari semua pokok bahasan diatas. Penulis akan memberikan Illustrasi dari cara pembuatan Pelet apung tersebut. Ya, untuk selanjutnya pelet produksi ini disebut sebagai PCP (Pelet Cepat Panen) yang merupakan Pelet dengan standar kualitas baik, tentunya tidak membuat kantong petani/peternak kita jadi bocor.

Tahapan produksi-proses pabrikasi Pelet PCP (Pelet Cepat Panen) adalah sebagai berikut
1. Grader (tapis)
2. mixer (pencampur)
3. steamer (kukus)
4. Extruder (cetak)
5. Conveyor (ban berjalan)
6. Windy Dryer (pengering)
7. Devider (pembagi)
8. Conveyor (ban berjalan)
9. Baru masuk karung

Nah.. lahirlah pelet berpori, dengan daya apung 24 jam, mampu dibibis (tidak hancur) dan absorbsi daya serap probiotik/hormonal baik.. Karena proses finsishingnya dengan menggunakan Oven, Pastinya, dengan kekeringan dibawah 9% maka bebas jamur.

Tinjauan Umum Pelet PCP (Pelet Cepat Panen) Apung
Pelet PCP dibuat dengan bahan dan proses pabrikasi yang terbaik. Nah, tentunya akan timbul berbagai pertanyaan, mengapa Pellet dibuat bergradasi ukurannya? Dari kacamata produksi tentunya ini penting, karena memang faktor mesin, sangat berpengaruh terhadap kemampuan “pelletizing” yang baik. Semakin baik mesinnya, tentunya akan mampu menghasilkan pelet yang bergradasi makin kecil. Faktor bahan juga sangat berperan. Seperti kita ketahui, bahwa protein berperan dalam penentuan kualitas pelet apung tersebut. dalam melakukan mix design, dibutuhkan Protein Nabati dan Hewani, tentunya semakin kecil butiran tepung (powder) akan dapat membentuk pelet dengan butiran yang makin kecil pula. beberapa produksi PCP (Pelet Cepat Panen Floating Pellets) adalah sebagai berikut (keterangan tinjauan khusus untuk ikan lele – harga per 1 Oktober 2018):

PCP20 (2mm Floating Pellets) Protein Up to 30% mulai ikan uk 4/6cm 6300/kg
karung 30kg, Rp.189.000/karung

PCP30 (3mm Floating Pellets ) Protein up to 28% mulai ikan uk 7/8cm 6200/kg.
karung 30kg, Rp. 186.000/karung

PCP40 (4mm Floating Pellets) Protein up to 26% mulai ikan uk 20cm 6100/kg
karung 30kg, Rp.183.000/karung

PCP50 (5mm Floating Pellets) Protein up to 22% mulai ikan sangkal-panen (finisher) 5900/kg, karung 30kg, Rp.177.000/karung