Seulas Peranan Pelet Apung Terhadap Pemberian Pakan Alternatif (Maggot)

Prinsipnya.. lalat hijau. Bertelur dan menetas jadi maggot. Intinya.. kalau lalat hijau tsb dalam lingkungan yg tidak terkontaminasi (ada kandang kassa nyamuk) ya nggak masalah.. tidak ada patogensi dari bakteri buruk.

Dari percepatan tumbuh, menurut literatur.. malah lebih baik lalat hijau (khusus lele) krn lalat hijau protein hewani yg disantap dan memiliki amino acid yg lebih baik dibanding BSF.
berikut contoh illustrasi Video, pemberian pakan lele dengan maggot lalat hijau yang telah di karantina, (dikandangi) sehingga maggot yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan factor luar, terutama bakteri pathogen. dalam video maggot yang dihasilkan dengan media barang olahan daging yang kadaluarsa, contoh sosis, bakso, nugget yang digiling menjadi bentuk crumble.

Kesimpulan. BSF lebih diarahkan ke ikan konsumsi yang cenderung herbifora.. (untuk bahan pellet) contoh gurame, dsb. Maggot Lalat hijau ke arah ikan yg carnifora (schavenger – pemakan bangkai) contoh lele.. Lele telah terdesain jutaan tahun.. sebagai hewan:
Schavenger-nokturnal (hewan malam pemakan bangkai)

Sedangkan budidaya lele baru efektif di tahun 90an menggunakan kolam terpal.
Kita ikuti habitat aslinya.. untuk
Tujuan yg sama: Cepat Panen.

Nah, muncullah beberapa metoda dan feed supply (pabrik pelet) yg berlomba2 meraih predikat terbaik. Dengan tujuan: membantu petani/peternak dan tentunya ada orientasi keuntungan (profit)

Sebut saja, RWS, GWS, bioFlok, Central Drain system, konvensional.. prinsipnya sama semua. Pastinya untuk keuntungan petani.. gunakan pakan alternatif sebagai secondary feed! Bagaimana? Pastikan ada “sumber” yang berkesinambungan (sustainable) yg dapat menunjang. Sampai panen. Ingat tujuan PA (pakan alternatif) adalah laba. Ya! Hanya laba….

Dengan keterbatasan modal petani baru “mencoba” untuk mencari jawaban untuk mengais laba sebanyak2nya. Harga sekarang! (1 kg lele daging Rp
16-17.000/kg) dengan pelet terbaik Rp 10.000/kg dan bibit masuk 7/8cm Rp.300. FCR impian (kolam terpal) 0.8! Fantastis..

Kenyataannya, masa berjalan.. banyak yang jatuh krn SOP yg memang hitungannya tidak masuk seakan “dipaksakan”.
Baiknya.. rancang rencana (well planned) peletnya apa? Pakan alternatifnya apa?

Betul! Pakan alternatif sulit berdiri sendiri tanpa pelet (floating-apung pellets) kenapa?
Pelet sebagai sarana untuk memasukkan suplemen untuk lele. Sebut saja:
1. Asam amino (hormonal)
2. Probiotik (laktobasilus)
3. Antibiotik (pencegahan dan pengobatan)

Pelet apung memiki pori2 dimana suplemen tersebut dapat terserap dengan baik dan dapat “masuk” kepencernaan ikan (baca: dibibis). Jadi syarat pelet apung? Tidak Hancur Dibibis.

Nah! Sepertinya sudah tersusun dengan baik SOP (Standard Operating Prosedure) kita.. gunakan pakan alternatif hingga 40-70% sisanya biarkan pelet berperan dengan kelebihannya tersebut.

Ikan Konsumsi Sekunder

IKAN PATIN

Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis (Siluriformes) yang termasuk dalam genus Pangasius, famili Pangasiidae. Nama “patin” juga disematkan pada salah satu anggotanya, P. nasutus. Kelompok hewan ini banyak yang bernilai ekonomi, seperti patin dan patin siam (P. hypophthalmus syn. P. sutchi, atau beberapa pustaka menyebutnya jambal siam). Beberapa anggotanya yang hidup di Sungai Mekong dikenal berukuran sangat besar, mencapai panjang dua meter lebih.

Jenis ikan di perairan air tawar memang lumayan banyak jumlahnya.Saat ini masyarakat kita ada yang memiliki hoby sekaligus menjadi bagian dari usaha mereka, dan dijadikannya sebagai sandaran hidup mencari nafkah.Sekarang ikan patin menjadi ikan yang sangat terkenal diseluruh Indonesia,dari kota hingga pelosok desa.Menu masakan patin juga sudah membudaya pada warung-warung makan.

Budidaya Ikan Patin
Ikan patin adalah ikan yang tak bersisik seperti ikan lele , dagingya sangat gurih, memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya. Dan keduanya tergolong dalam kelompok (catfish). Ada juga yang menyebut ikan patin ini dengan ikan lele bangkok.Kabar baiknya adalah ikan patin lebih mudah dibudidayakan karena bukan jenis ikan kanibal seperti halnya ikan lele. sebelumnya penulis pernah membahas masalah budidaya patin di sub blog berikut:

https://pakanalternatiflele.wordpress.com/2015/01/30/sosis-kadaluarsa-sebagai-pakan-alternatif-ikan-patin-di-kolam-terpal/

IKAN BANDENG

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus tambahan yang dilaporkan pernah ada namun sudah punah)[1]. Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish). Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.

Ikan muda disebut nener (IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm) bandeng dijual dalam keadaan segar atau sudah dibekukan. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.

Pemanfaatan

Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.
Bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Dari sisi harga, bandeng termasuk ikan kelas menengah ke atas. Dalam perayaan Tahun Baru Imlek, hidangan bandeng menjadi bagian tradisi wajib bagi warga Tionghoa asli Jakarta dan sekitarnya[2]. Ada dua hal yang kurang disukai orang dari ikan bandeng yaitu: dagingnya ‘berduri’ dan kadang-kadang berbau ‘lumpur’/’tanah’.

Duri bandeng
Duri bandeng sebenarnya adalah tulang. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah.

Bau lumpur
Bau lumpur pada bandeng banyak dijumpai pada bandeng yang diambil dari tambak. Bandeng yang dipelihara di karamba jarang yang berbau lumpur. Penyebab bau lumpur pada bandeng adalah bakteri Cyanobacteria, terutama dari genus Oscillatoria, Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin[3]. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita rasa tanah. Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual[3]. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu.

IKAN SIDAT

Ikan Sidat memiliki karakteristik habitat yang unik, karena mampu beradaptasi di perairan tawar, estuari dan laut. Selintas sidat memang mirip dengan belut. Namun, bila dilihat lebih dekat, ikan yang bernama latin Anguilla spp ini berbeda dengan belut.

Tubuh ikan sidat berbentuk silindris, kepalanya bulat telur, letak mulut terminal, dan memiliki ekor pipih meruncing. Panjang tubuh maksimal ikan ini bervariasi antara 15-200 cm dan beratnya dapat mencapai 22 kg tergantung jenis. Tubuhnya sangat lentur dan dilapisi sejenis lendir yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri dari predator alam.

Ikan yang aktif pada malam hari (nokturnal) ini tergolong jenis ikan karnivora. Berdasarkan penelitian, hewan ini akan memakan ikan dan binatang air lainnya yang berukuran lebih kecil dari bukaan mulutnya, khususnya organisme bentik seperti udang dan kepiting (crustacea), cacing dan larva chironomide (polichaeta), kerang-kerangan (bivalva) serta molusca. Terkadang sidat juga suka memangsa sesamanya. Hewan tersebut akan mencabik-cabik hingga bangkainya hancur dan memakannya sedikit demi sedikit.

Dalam siklus hidupnya ikan ini mengalami enam fase, yaitu telur, pre-leptocephalus, leptocephalus, glass eel, dewasa dan induk. Sidat mempunyai sifat katadromus, yaitu hidup di perairan tawar dan pada saat akan memijah (bereproduksi) sidat bermigrasi sangat jauh ke tengah laut. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat ikan salmon yang bersifat anadromus, yaitu hidupnya di laut dan bermigrasi jauh ke hulu sungai yang sangat jernih untuk memijah. Studi penandaan menunjukkan, bahwa ikan sidat dapat berenang lebih dari 3.000 mil (4.800 km) ke Laut Sargasso.

Perlu waktu yang cukup lama agar sidat sampai di laut lepas. Untuk sampai di muara sungai, sidat harus mampu mengikuti aliran sungai yang sangat deras. Mereka juga harus menuruni air terjun yang sangat tinggi. Setelah sampai di muara sungai, sidat harus menentang gelombang yang sangat besar untuk tiba di tengah laut serta harus beradaptasi dengan perubahan kadar garam.

Peneliti Centre for Environment, Fisheries and Aquaculture Science (CEFAS) David Righton, seperti dikutip dari BBC News, menyatakan, “ikan sidat hanya bertelur sekali dalam seumur hidup dan setelah itu mereka akan mati. Jadi, sidat akan membuat sebuah perjalanan terakhir dalam hidupnya menuju Laut Sargasso untuk bertemu tujuan hidup mereka”. Itu sebabnya ikan sidat dianggap sebagai ikan yang tangguh.

Seiring meningkatnya permintaan di pasar domestik dan impor, sidat telah dibudidayakan karena memiliki nilai komersil yang sangat tinggi. Beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Cina dan negara-negara di Eropa merupakan negara peminat komoditas ikan sidat.

IKAN BAWAL TAWAR

Ikan Bawal merupakan ikan yang bersal dari sungai Amazon Brazil. Ikan ini sangat mirip penampilannya dengan ikan piranha Dengan badan yang pipih dan bulat dan warna kulit keperak – perakan, memiliki lubang hidung yang besar, dan warna ujung sirip berwarna merah atau kuning. Ikan bawal termasuk jenis ikan carnivora sama halnya dengan Piranha.

Usaha budidaya ikan bawal ini cukup menguntungkan karena banyaknya permintaan akan ikan bawal ini dalam kondisi segar. Sekarang sudah tidak perlu lagi lahan yang begitu luas untuk melakukan budidaya ikan bawal, karena dapat dilakukan dengan menggunakan kolam terpal. Cara budidaya ikan bawal air tawar di kolam terpal tidak membutuhkan lahan yang luas dan biaya yang mahal.
Ikan bawal biasa hidup bergerombol dalam jumlah yang kecil, makanannya adalah udang, siput, katak, dan ikan-ikan kecil. Ikan bawal merupakan jenis ikan yang cukup poluper di pasar ikan konsumsi. ikan bawal tawar memiliki poluparitas yang tidak kalah baiknya diantara ikan tawar lain. Budi daya ikan bawal menjadi pilihan banyak petani karena beberapa hal antara lain: pemeliharaan yang mudah, cepat besar dan mudah dipasarkan. Di Brazil, bawal banyak ditemukan di sungai Amazon dan sering juga ditemukan di sungai Orinoko, Venezuela. Hidupnya bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras dan ditemukan pula di daerah yang aliran sungainya tenang, terutama saat benih.

IKAN GABUS

Ikan gabus adalah sejenis ikan predator yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: bocek dari riau, aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata

Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.

Sisi atas tubuh—dari kepala hingga ke ekor—berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Kebiasaan

Ikan gabus biasa didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.

Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui ‘berjalan’ di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.

Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerja sama menyiapkan sarang di antara tumbuhan dekat tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijagai oleh induknya.

IKAN BELUT

Belut sawah, moa, atau lindung (Monopterus albus) adalah sejenis ikan anggota suku Synbranchidae (belut), ordo Synbranchiiformes, yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi. Ikan ini dapat dimakan, baik digoreng, dimasak dengan saus pedas asam, atau digoreng renyah sebagai makanan ringan. Secara ekologi, belut dapat dijadikan indikator pencemaran lingkungan karena hewan ini mudah beradaptasi. Lenyapnya belut menandakan kerusakan lingkungan yang sangat parah telah terjadi.

Belut adalah predator ganas di lingkungan rawa dan sawah. Makanannya ikan kecil, cacing, krustasea. Ia aktif di malam hari. Hewan ini dapat mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air, asalkan lingkungannya tetap basah. Hewan ini bahkan mampu menyerap oksigen lewat kulitnya. Kebiasaaannya adalah bersarang di dalam lubang berlumpur dan menunggu mangsa yang lewat. Walaupun berasal dari daerah tropika, belut sawah diketahui dapat bertahan hidup melewati musim dingin dengan suhu sangat rendah. Kombinasi sifat-sifat yang dimiliki belut membuatnya menjadi hewan yang dianggap berbahaya bagi lingkungan yang bukan habitatnya.

Ukuran maksimum adalah 1m, meskipun yang banyak dikonsumsi paling panjang 40 cm. Tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang memanjang. Bentuk tubuhnya menyerupai tabung dengan tubuh licin, tanpa sisik. Warna bervariasi, namun biasanya kecoklatan hingga kelabu.

Belut merupakan hewan hermaprodit, dimasa muda merupakan belut betina dan bersarang di lubang untuk meletakkan telur-telurnya pada busa-busa di air yang dangkal. Jika telur menetas, keluarlah belut muda yang semuanya betina. Dalam usia lebih tua perkembangan berikutnya, akan menjadi belut jantan.

Belut sawah berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggara barat. Belut sekarang bahkan dilaporkan telah menghuni rawa-rawa di Hawaii, Florida, dan Georgia di Amerika Serikat dan dianggap sebagai hewan invasif.

Hermaprodit
Belut merupakan jenis ikan yang bisa berubah kelamin (hermaprodit) yaitu dimasa usia muda berjenis kelamin betina, dimasa berikutnya yaitu jika sudah usia tua akan berubah menjadi berjenis kelamin jantan.

IKAN TAWES

Tawes (Barbonymus gonionotus Bleeker, 1850) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini merupakan salah satu jenis yang penting dan populer dikembangkan dalam akuakultur sebagai ikan konsumsi. Secara alami tawes menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda. Telah dibudidayakan di kolam-kolam setidaknya semenjak abad ke-19, tawes juga diintroduksi ke pulau-pulau lain; misalnya ke Sulawesi. Sementara, menurut catatan FAO, ikan ini juga diintroduksi ke Filipina (1956) dan ke India (1972). Nama-nama lainnya, di antaranya lawak, lalawak (Mly.); turub hawu (Sd.); bale kandia’ (bug.) dan tawes, badir (Jw.). Ada juga yang menyebutnya lampam jawa. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dinamai Java Barb, Silver Barb, atau juga Tawes.

Ikan putihan berukuran sedang, panjang total hingga 330 mm. Gurat sisi 29-31 buah. 3 – 3½ sisik antara gurat sisi dengan sirip perut. Sirip dubur dengan 6½ jari-jari bercabang. Tinggi tubuh di awal sirip punggung 2,4-2,6 berbanding panjang standar (yakni panjang tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4-4,3 berbanding panjang standar. Awal sirip punggung kira-kira sejajar sisik gurat sisi ke-10, di belakang awal sirip perut, dan terpisah dari ubun-ubun oleh 11 sisik. Rumus sirip punggung IV (jari-jari keras, duri).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.6; sirip dada I.14-15; dan sirip perut I.8. Jari-jari keras terakhir (yakni duri terbesar) sirip punggung dengan gerigi kuat di sisi belakangnya. Batang ekor dikelilingi 16 sisik. Seekor tawes dengan panjang tubuh hingga 45 cm pernah tertangkap di sebuah waduk di Thailand.

Ekologi
Di alam, tawes ditemukan hidup di jaringan sungai dan anak-anak sungai, dataran banjir, hingga ke waduk-waduk. Agaknya ikan ini menyukai air yang diam menggenang. Tercatat pula migrasi ikan ini meski tidak terlampau jauh, yakni dari sungai besar ke anak-anak sungai, saluran, dan dataran banjir, khususnya di awal musim hujan. Penyebaran alaminya tercatat di Sungai Mekong, Chao Phraya, Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa. Tawes bersifat herbivora, utamanya memakan tumbuh-tumbuhan seperti Hydrilla, aneka tumbuhan air, dan daun-daunan yang terjatuh ke sungai. Meskipun demikian, tawes mau juga memangsa aneka invertebrata. Suhu air yang ideal untuk hidupnya antara 22-28 °C.[5]
Bagian belakang tubuh

Manfaat Ikan Tawes adalah sebagai berikut:

Akuakultur
Ikan ini termasuk satu dari lima jenis ikan air tawar terpenting dari pemeliharaan di Thailand [6]. Sebagaimana ikan nila, tawes mudah dipelihara tanpa memerlukan teknik yang rumit dan mahal, menjadikannya ikan kolam yang populer di Bangladesh [7]. Taksiran produksi ikan tawes dari pemeliharaan di wilayah Asia Tenggara dan Bangladesh adalah lebih dari 50.000 ton pada tahun 1994[8].
Dipelihara di kolam, tawes jarang mencapai panjang tubuh melebihi 40 cm dan berat melebihi 1,5 kg. Namun terdapat rekor pancingan tawes seberat 2,8 kg di Danau Teak Tree di Thailand, dan seberat 13 kg (panjang 90 cm) di Malaysia.

Masakan
Tawes adalah salah satu ikan sungai yang biasa dimakan orang di daerah Asia Tenggara daratan maupun kepulauan. Ikan tawes tergolong ikan yang digemari sebagai konsumsi ikan goreng dan lain-lain masakan. Tawes merupakan ikan konsumsi yang penting menurut tradisi masak-memasak di Thailand, Laos, dan Kamboja. Di Laos, tawes biasa dimasak sebagai Lap Pa. Sementara di Thailand, daging tawes dimasak sebagai Pla som (ปลาส้ม, ikan asam) atau sebagai salah satu campuran Tom yam.

Pengendali gulma
Sifatnya sebagai herbivora dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air. Penelitian yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan tawes dan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus telah memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga jenis-jenis ikan ini berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.
Ikan donor
Ikan tawes juga acap digunakan sebagai donor hormon hipofisis bagi ikan-ikan yang hendak dipijahkan.

Ikan Konsumsi Primadona

Banyaknya jenis ikan yang ada di indonesia terutama ikan air tawar menjadikan Indonesia salahsatu negara yang mempunyai jumlah varian ikan terbanyak. dengan banyaknya ikan yang ada ada beberapa jenis ikan yang sering kita temui untuk dibudidayakan. Dari jenis ikan yang sering dibudidayakan terlebih dahulu memperhitungkan umur ikan, kualitas ikan, harga ikan dan kebutuhan akan ikan tersebut, dari beberapa aspek diatas tadi, penulis akan merangkum beberapa ikan konsumsi yang sering dibudidayakan oleh petani/pelaku ternak, adapun diantaranya.

IKAN LELE ATAU IKAN KELI
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.

Nama-nama lele di Nusantara
Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan ‘keli’ untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut ‘penang’ untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).

Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.
Deskripsi

Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya tampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.
Habitat dan perilaku

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.
Kegunaan

Lele dumbo
Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi) dari Afrika.

Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.

Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

Sebagai makanan
Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap maupun dibudidayakan. Penilaian terhadap rasa dari daging ikan ini bervariasi, ada yang menganggapnya memiliki rasa yang luar biasa, ada yang menganggapnya tidak memiliki rasa yang kuat.[5] Ikan lele dimasak dengan berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan ikan mas namun di Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng.

Ikan lele mengandung VItamin D yang cukup tinggi. Ikan lele hasil budi daya mengandung asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.
Ikan lele yang banyak dipasarkan di Amerika Serikat merupakan ikan dari famili Ictaluridae. Sedangkan di Indonesia, ikan lele yang dikonsumsi paling banyak berasal dari famili Clariidae pada ordo yang sama.
Produksi di Indonesia

Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.

Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele).

IKAN NILA

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

Pemeliharaan
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang

Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kukuh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.
Kebiasaan dan penyebaran
Ikan nila. Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut). Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet. Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.

Nilai gizi
Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.

Budidaya dan pembenihan
Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya disesuaikan dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam kepadatan populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan. Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:
Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang

Suhu
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.

pH (Derajad Keasaman)
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .

Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.

Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan.

IKAN GURAMI
Ikan Gurami (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium. Umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame, grameh, kaloi ,ikan kali, dan lain-lain.

Pengenalan
Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23. Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.[3]
Manfaat

Gurami bakar
Ikan gurami terutama digemari sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan pelbagai macam masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal.Gurami juga disukai sebagai ikan hias akuarium.

Penyebaran dan ekologi
Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara. Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air.[4] di kolam-kolam.

Budidaya Gurami
Secara garis besar, budidaya gurami dibagi dalam 3 bagian utama, ini disebabkan pertumbuhan gurami yang lambat. ketiga bagian tersebut adalah:
Pembibitan: Pembudidaya menyiapkan Induk Gurami (jantan dan betina) untuk dipijahkan (bertelur),
Pendederan: Pembudidaya menetaskan telur menjadi larva hingga gurami dengan ukuran tertentu, biasanya ukuran 125 gram/ekor, atau 8 ekor/kg
Pembesaran: Pembubidaya membesarkan gurami dari ukuran 125 gram/ekor menjadi 400 gram hingga 1 kg/ekor, umumnya disebut sebagai ukuran konsumsi.
Pembudidaya gurami dapat memilih ketiga bagian tersebut atau memilih salah satu bagian saja, biasanya berhubungan dengan luas lahan dan kemampuan budidaya.

Pembibitan
Dapat dilakukan pada kolam tanah, kolam semen, kolam plastik/terpal. Umumnya di kolam tanah dengan beberapa alasan. Induk gurami akan terangsang dan segera memijah pada kolam tanah yang sudah dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-4 hari, kolam berukuran 6 x 20 m2 ditempatkan beberapa pasang induk. Pasangan gurami terdiri atas 3 ekor betina dan 1 ekor jantan. Induk yang baik setelah berusia 3 tahun atau lebih, dengan bobot lebih dari 3 kg/ekor. Setiap induk gurami betina dapat menghasilkan 3,000 hingga 10,000 butir telur pada setiap kali bertelur, jumlah telur berkaitan dengan usia dan jenis (species) induk
Ketinggian air pada kolam antara 80 – 100cm, agar induk gurami dapat dengan leluasa membangun sarang untuk bertelur. Seperti umumnya keluarga/(family) Osphronemidae induk gurami, akan membangun sarang untuk bertelur.

Gurami yang hidup di alam, akan membangun sarang menggunakan bahan dari rumput kering sekitar tepi danau, rawa, sungai (lubuk) dsb. Pada budidaya, pembudidaya menyediakan bahan sarang berupa rumput kering, ijuk atau sabut kelapa yang sudah disisir, yang ditaruh pada para-para dari bambu atau bahan lainnya. Umumnya pembudidaya menggunakan ijuk karena mudah didapat.

Larva Gurami
3 – 7 hari sejak penempatan induk gurami di dalam kolam, pasangan gurami akan membuat sarang dari bahan yang tersedia, pada budidaya biasanya menggunakan ijuk, induk gurami akan mengambil serat-serat ijuk dan menganyam sarang menyerupai sarang burung. Induk betina akan menempatkan sejumlah telur pada sarang. Induk jantan akan menyemprotkan sperma pada kumpulan telur di dalam sarang. Saat tersebut ditunggu oleh pembudidaya yang akan mengambil sarang dengan hati-hati, dan mengeluarkan ribuan telur serta menempatkan pada wadah yang digunakan untuk penetasan, berupa akuarium, kolam/bak semen, bak fiber, ember, waskom dlsb.

Bibit Gurami
2 hari sejak penempatan telur di dalam wadah/tempat penetasan, telur akan menetas menjadi larva, proses penetasan untuk seluruh telur yang terbuahi, akan berlangsung selama 4-5 hari. Larva sudah mulai bergerak dan berenang, tetapi belum memerlukan makanan, karena larva masih menggendong persediaan bahan makanan berupa kuning telur. Pembudidaya harus menyiapkan pakan setelah larva berusia 10 hari berupa tepung pakan ikan, cacing sutera (tubifex), artemia, kutu air (Daphnia), atau lainnya.

Setelah 20 hari, tampak bentuk gurami kecil dengan ukuran sekitar 1 cm, dan biasanya pada usia 2 bulan (60 hari) ukuran gurami sudah mencapai 5 cm, ukuran ini sudah siap untuk ditebarkan ke kolam pembesaran. Sebagaian Pembudidaya Pendederan masih melanjutkan budidaya sampai ikan mencapai bobot sekitar 125 gram. Pendederan mulai usia 20 hari hingga 5-6 bulan, dilakukan di kolam semen, terpal, plastik dlsb. Pada pendederan jarang dilakukan di kolam tanah. Kolam dengan ukuran 4 x 6 m2, dapat ditebar bibit sebanyak 10,000 ekor. Pakan gurami setalah usia di atas 4 bulan, pembudidaya memberi pakan hijauan berupa cacahan daun kangkung, daun bira/sente, talas/keladi dsb

Budidaya

Budidaya ikan gurame memang dapat dilakukan di berbagai tempat. Namun, untuk hasil yang optimal kita harus mengetahui syarat lokasi dalam budidaya ikan gurame. Syarat Lokasi Budidaya Ikan Gurame:
Suhu air berkisar antara 24-30ºC.
Kualitas air harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan beracun maupun limbah pabrik.
Nilai derajat keasaman (pH) perairan berkisar antara 7-8.
Kandungan oksigen terlarut minimal 2 mg/L.
Ketinggian lokasi antara 50-400 m dpl

IKAN MAS
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.
Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu “ikan mas punten” dan “ikan mas majalaya” merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

Sinonim
Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni
kancra
tikeu
tombro
raja
rayo
ameh
atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
Bahasa asing
Bahasa Inggris: carp
Bahasa Spanyol: carpa

Sistematika dan Morfologi
Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni
pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan
kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang.
Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni kelompok ikan karper yang:
bersisik biasa dan
bersisik kecil.
Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan
kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.
Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni:
ras ikan karper bersisik penuh dan
ras ikan karper bersisik sedikit.

Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah “ikan karper majalaya”, “ikan karper punten”, “ikan karper si nyonya” dan “ikan karper merah atau ikan mas”.
Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah “ikan karper kaca” (mirror carp) yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama “karper gajah”. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah “karper kumpay”, “karper kaca”, “ikan mas merah” dan “ikan koi”.
Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Sejarah Perkembangan di Indonesia
Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.

Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata (1981), ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis), Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban – subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk “Jawatan Perikanan Darat” dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.

Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (“karper gajah”) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (“karper kaca”). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor “ikan karper ras yamato” dan “ras koi” dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.
Syarat dan Kebiasaan Hidup

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30 °C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Perkembangbiakan

Morfologi
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.

Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18–20 mg.

Larva Ikan Mas
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.

Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1–3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3–5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.

Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis “ikan mas majalaya”. Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.

Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, “varietas majalaya” termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.

Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

Ikan Mas Konsumsi

Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya

Tidak diketahui pasti asal usul nama ikan jenis ini, meskipun ada pendapat bahwa ikan mas strain sinyonya ini jenis ikan hasil seleksi yang secara taksonomi termasuk spesies Cyprinus Linneaus dan pertama kali di temukan di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat (Khairuman dan Amri 2008). Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.

Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.

Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.

Ikan Mas Taiwan
Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.
Ikan Mas Merah. Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.

Ikan mas hitam
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1. Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.

Ikan Mas Majalaya
Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.

Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.

Ikan Mas Lokal
Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini. Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.

Ikan Mas Hias
Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.

Ikan Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.

Ikan Mas Kancra Domas.
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.

Ikan Mas Kaca Karper kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.

Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.

Ikan Mas Koi
Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.

Sebagai makanan
Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan. China merupakan produsen terbesar dengan menyumbang 70 persen produksi ikan mas dunia.,[2] Ikan mas juga menjadi ikan tangkapan, terutama bagi pelaku olahraga pemancingan. Di Eropa, ikan mas dibudidayakan untuk ditangkap di lokasi pemancingan ikan umum, dan hanya sedikit yang dijual di pasar.[3][4] Di Asia Timur, budi daya ikan mas dilakukan sejak periode Yayoi, 300 SM-300 M[5]

.

3 Pilar Utama Pakan Sapi

Untuk lebih jelasnya, bahwa pakan sapi terbagi atas komponen penting yang erat kaitan gizinya, baik kuantitas maupun kualitas dari ke komponen penyusun tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan sapi. Pada dasarnya penulis membuat menjadi 3 kelompok untuk selanjutnya disebut sebagai 3 pilar utama Pakan Ternak Sapi (PTS), yaitu:

1. KONSENTRAT.
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai pakan pelengkap (Hartadi et al., 1991). Konsentrat atau pakan penguat dapat disusun dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi. Peranan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 1996). Penambahan konsentrat dalam ransum ternak merupakan suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan, sehingga akan diperoleh produksi yang tinggi. Selain itu dengan penggunaan konsentrat dapat meningkatkan daya cerna bahan kering ransum, pertambahan bobot badan serta efisien dalam penggunaan ransum (Holcomb et. al., 1984).

Menurut Koddang (2008) bahwa tingkat pemberian konsentrat berpengaruh sangat nyata terhadap daya cerna bahan kering ransum pada sapi bali jantan yang mendapatkan rumput Raja (Pennisetum purpurephoides) secara ad libitum. Semakin tinggi tingkat pemberian konsentrat disertai dengan meningkatnya daya cerna ( BK ) ransum. Menurut Parakkasi (1995) tingkat konsumsi dapat disamakan dengan palatabilitas atau menggambarkan palatabilitas. Dijelaskan lebih lanjut oleh Kartadisastra (1997) bahwa keadaan fisik dan kimiawi pakan yang dicerminkan kenampakan, bau, rasa, dan tekstur menunjukkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Penambahan pakan konsentrat pada ransum secara ekonomi dinilai sangat tidak efisien karena besarnya porsi biaya konsentrat antara 70-90% dari total biaya pakan. Makin besar biaya konsentrat maka pendapatan peternak terkuras dan sebaliknya bila biaya pakan konsentrat dapat ditekan maka pendapatan peternak dapat ditingkatkan

Perlu diingat bahwa pemberian pakan konsentrat yang berkualitas tinggi akan mempercepat pertumbuhan ternak, sehingga berat badan yang diharapkan dapat tercapai dalam waktu yang singkat. Namun, pemberian pakan konsentrat dalam jumlah yang besar mungkin kurang baik karena dapat menyebabkan pH dalam rumen menurun. Hal ini disebabkan karena pemberian konsentrat akan menekan kerja buffer dalam rumen karena mastikasi berkurang akibatnya produksi saliva menurun dan meningkatkan produksi volatile fatty acid /VFA (Arora, 1995). Penurunan pH tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroba dalam rumen, yang berperan dalam proses pencernaan pakan dan selanjutnya akan mengakibatkan kecernaan pakan serta produktivitas ternak menurun. Derajat keasaman (pH) rumen yang normal berkisar antara 6,0-7,0. Pada kisaran pH ini, pertumbuhan mikroba rumen maksimal sehingga aktivitas fisiologisnya meningkat, terutama yang berhubungan dengan fermentasi rumen (Putra dan Puger, 1995) (disadur dari http://www.ilmuternak.com/)

Kelompok Konsentrat Terbagi atas 2 Golongan
Konsentrat dibedakan dua kelompok, yaitu konsentrat sumber enegi (carbonaseous concentrate) dan konsentrat sumber protein (proteinaseous concentrate). Carbonaseous concentrate merupakan konsentrat yang mengandung energi tinggi, protein rendah dengan protein kasar kurang dari 20 persen dan serat kasar 18 persen, sedangkan proteinaseous concentrate adalah konsentrat yang mengandung protein tinggi dengan protein kasar lebih dari 2 persen (Prawirokusumo, 1994).

A. Konsentrat Sumber Protein
Semua macam bahan pakan yang mengandung protein kasar >20%. Penggunaan konsentrat protein terutama ditujukan untuk ternak muda, ternak tumbuh cepat dan ternak produksi tinggi. Berdasarkan sumbernya, bahan konsentrat protein berasal dari:
1. Limah dari ikan laut
2. hewan darat
3. tanaman

Konsentrat protein dapat dibuat dengan cara menghilangkan komponen nonprotein seperti lemak, karbohidrat, mineral, dan air, sehingga kandungan protein produk menjadi lebih tinggi dibandingkan bahan baku aslinya (Amoo et al. 2006). Penghilangan komponen nonprotein pada pembuatan konsentrat protein dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkohol atau larutan asam. Pelarut alkohol yaitu aseton merupakan pelarut organik yang bersifat polar yang memiliki kemampuan untuk memisahkan fraksi gula larut air dan lemak tanpa melarutkan proteinnya. (Amoo et al. 2006).

B. Konsentrat Sumber Energi
Semua macam bahan pakan yang merupakan sumber energi dan memenuhi syarat tertentu (serat kasar < 18%, dinding sel <35% dan protein < 20%). Kegunaannya konsentrat sumber energi yaitu untuk menaikkan jumlah konsumsi energi atau untuk menaikkan densitas energi di dalam ransum. Energi yang terkandung di dalam konsentrat energi terutama berasal dari karbohidrat yang mudah larut ataupun minyak dan lemak Bahan pakan yang tinggi kandungan energinya (DE, ME atau NE) pada umumnya mengandung protein rendah sampai sedang, walaupun ada beberapa macam yang mengandung protein tinggi. Ternak lebih mudah mendapat energi dari konsentrat energi daripada yang berasal forase walaupun energi bruto atau gross energy (GE) hampir sama.
Bahan Konsentrat Energi meliputi:
1. Berbagai macam bahan pakan butiran sebangsa padi termasuk hasil sampingnya.
2. Berbagai macam umbi
3. Berbagai macam tetes dan yang sejenis (Molase dan CSL)
4. Berbagai macam minyak dan lemak

Berikut adalah image tetes (contoh Molase-tetes tebu atau CSL Corn Steep Liquor)

Pollard (Triticum aestivum) merupakan bahan pakan konsentrat untuk sapi perah yang banyak digunakan oleh peternak sebagai sumber energi dan protein. Selain itu menurut Arditya (2010), dalam 100% BK nilai gizi yang terdapat dalam pollard adalah 8,81% serat kasar, 5,1% lemak kasar, 45,0% bahan ekstrak tanpa nitrogen dan 24,1% abu.

2. HIJAUAN
HMT atau hijauan makanan ternak adalah hijauan atau rumput-rumputan yang memiliki angka kecukupan gizi yang tepat untuk ternak ruminansia, tidak semua rumput dapat dikategorikan hijauan makanan ternak. Untuk itu peternak perlu menanam sendiri rumput-rumput unggul yang dikategorikan sebagai HMT tersebut. Beberapa jenis HMT ini ada yang berasal dari Indonesia dan banyak juga yang didatangkan dari luar negeri dan dikembangakan di Indonesia.

Hijauan adalah sumber gizi bagi ternak dan pakan ini merupakan kebutuhan primer satu-satunya pada ternak berbeda dengan manusia yang memiliki tiga kebutuhan primer, Pakan ini berguna untuk pertumbuhan serta produksi. Pakan yang bisa dikategorikan HMT adalah rumput atau hijkauna yang memiliki nilai kandungan gizi yang cukup sesuao kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Secara garis besar pakan ternak ruminansia bisa dibedakan menjadi dua yakni pakan serat dan pakan penguat, pakan serat ini diataranya dalah rumput (HMT) dan penguat adalah konsetrat. HMT sebaiknya dipotong pada usia yang tepat, sebab jika Hijauan makan ternak tersebut terlalu tua maka kualitasnya akan semakin buruk.

Beberapa rumput unggul yang dapat digunakan untuk hijauan makanan ternak ruminansia Rumput Benggala atau bahasa latinnya Panicum maximum.

ciri-cri rumput ini diantaranya; Tingginya dapat mencapi 2 meter, berbulu dan disukai oleh ternak. Rumput Gajah atau bahasa latinnya Pennisetum purpureum, dengan ciri-ciri yang hampir sama dengan rumput benggala hanya saja daun rumput gajah lebih lebar serta bulu yang lebih sedikit Setaria rumput ini lebih pendek dari kedua rumput diatas, kelebihan dari rumput ini mudah dikembang biakkan didaerah kering sekalipun dan sangat disukai oleh ternak. Rumput raja atau sering juga disebut dengan Rumput Kingres, rumput ini mirip dengan rumput gajah hanya saja rumput raja ini memiliki bulu yang lebih sedikit daripada rumput gajah dan tidak berbunga. Cara menyesuaikan penanaman Hijauan makan ternak ini dengan masuknya ternak ke kandang harus di perhatikan.

3. PREMIX
Premix merupakan campuran beberapa mineral dalam suatu bahan pembawa (carrier) yang digunakan sebagai bahan pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak. Premix adalah campuran bahan pakan yang diencerkan ( carrier), yang dalam pemakaiannya harus dicampurkan kedalam bahan pakan ternak. Premix juga merupakan kombinasi beberapa mikro-ingredient dengan bahan penyerta sehingga merupakan kombinasi yang siap dicampurkan dalam pakan ternak. Komposisi premix berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan relatif pada tiap jenis ternak. Premix disusun dengan mempertimbangkan faktor kebutuhan ternak dan faktor reaksi antar mineral saat dimetabolisme dalam tubuh ternak.

Premix mengandung mineral dan pemberian sejumlah mineral bersifat esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips, 2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang kecil mampu mempengaruhi fungsi kekebalan sapi dan kemampuan naturalnya untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya. Penurunan kekebalan dijumpai sebelum penurunan produksi atau beberapa kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesi kulit.

Secara umum ada tiga jenis premix berdasarkan komposisinya.

Ketiga premix tersebut adalah sebagai berikut:
Premix Vitamin-Antibiotika yaitu feed suplement yang mengandung berbagai jenis vitamin dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.
Premix Vitamin-Mineral-Antibiotik yaitu feed supplement yang mengandung berbagai jenis vitamin , mineral dan antibiotik. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang membuat.
Premix mempunyai khasiat untuk mempertinggi mutu pakan, mempercepat pertumbuhan anak ayam dan mencegah penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin, mineral, asam amino essensial serta fertilitas dan produksi.

Berdasarkan sumbernya, mineral dibedakan menjadi 2 Golongan:

Mineral Organik
Mineral organik sering dikelompokkan sebagai chelat dan proteinat. Trace element tersebut berikatan dengan asam amino atau protein. Mineral organik diserap dalam usus dengan mekanisme yang beda yang mungkin meningkatkan bioavailabilitasnya dan membuatnya bermanfaat dalam situasi dimana mineral yang lain berkurang bioavailabilitas mineral utamanya. Sayadi dkk. (2005) menyatakan bahwa biovailabilitas mineral merupakan faktor penting.

Mineral Anorganik
Mineral anorganik umumnya ada dalam bentuk trace mineral sulfat, fosfat, klorida, karbonat, atau oksida. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa sumber anorganik trace mineral lebih tersedia dibanding yang lain.

Pakan Ternak Sapi di Indonesia

Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi. Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full intensif ( dry lot fattening ) lapisan lemak dapat menyelimuti serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut ( kualitas terbaik ).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.

Dalam hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling banyak di jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan yang berkualitas rendah, ini dapat dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 – 5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit. Untuk meningkatkan mutu dari jerami maka diperlukan perlakuan khusus, berikut beberapa cara untuk meningkatkan mutu jerami :

1. Jerami padi dicampur dengan urea + starbio Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih dulu.Jerami bisa dalam keadaan kering ataupun basah ( segar ). Untuk jerami kering, urea yang digunakan harus dilarutkan kedalam air terlebih dulu, setiap 100 kg jerami kering dibutuhkan 100 liter air sebagai pelarut urea.Sedang untuk jerami segar, urea tak perlu dilarutkan kedalam air.Bila jerami segar yang dipilih maka setiap 100 kg jerami di butuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk ditaburkan diatasnya( dengan kata lain 1 kg jerami dengan 1 ons urea + 1 ons starbio ).Cara mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap lapisan tebalnya 10 cm, setelah lapisan pertama ditebarkan lalu di tumpuki lapisan kedua begitu seterusnya, kemudian tutup tumpukan tersebut dengan plastik agar terjadi fermentasi, hindarkan dari terik sinar matahari dan hujan. Tunggu 21 hari untuk diberikan hewan ternak. Pencampuran ini dimaksudkan untuk menghancurkan ikatan silika dan lignin pada selulosa jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat daya cerna jerami dapat meningkat dari 30 % menjadi 52 %.

2. Jerami Padi kering dengan tetes. Jerami padi olahan ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 24 jam, yaitu jerami dipotong-potong, kemudian dicampur air dan tetes dengan perbandingan 2 : 1. Untuk setiap 10 kg jerami kering dibutuhkan tetes 1,5 kg dan air 3 kg ( 3 liter ), ditambah super phospat25 gram ( 1 sendok makan ) dan amonium sulfat 25 gram juga, tunggu 24 jam baru diberikan pada sapi.

3. Jerami padi kering dengan larutan NaOH

Olahan jerami padi kering dilakukan dengan cara jerami dicuci dengan NaOH. Jerami padi sebanyak 1 kg disiram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air 1 liter, kemudian selelah disiram tunggu minimal 6 jam agar silika hancur. Menurut Ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa diberikan jerami olahan ini sebanyak 5 kg + hijauan segar 5 kg + 5 gr mineral campuran yang bisa dibeli di toko dan garam dapur dua sendok makan.

Setelah mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang membuat kita tidak perlu mengarit kesana kemari , sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat pertambahan bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi secara intensif. Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah, Sebagai ilustrasi yang lebih jelas penulis akan mendisplay dalam bentuk gambar. Berikut adalah berbagai bahan konsentrat sapi yang banyak dijumpai di Indonesia.

Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan sapi dalam mengkonsumsi pakan :

Perkiraan diatas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu 40 % pakan tambahan dan 60 % jerami atau rumput gajah, perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan secara intensif. Jadi untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg berupa pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung yang mana yang mudah didapatkan didaerah masing-masing. Berikut 2 jenis makanan pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah.

Bagaimana Budidaya Nila yang Benar

Sebelumnya mari kita sejenak ke postingan penulis sebelumnya tentang perbedaan Nila dan Mujair, yang tentunya ada beberapa kelebihan Nila untuk dibudidayakan dibandingkan dengan mujair.

https://pakanalternatiflele.files.wordpress.com/2018/10/gambar-perbedaan-ikan-nila-dan-mujair.png?w=768&h=461

Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.

Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.

Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.

Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan nila.

Persiapan kolam budidaya
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.

Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.

Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:

Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.
Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.

Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.

Penebaran benih ikan nila

Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.

Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.

Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
(disadur dari https://alamtani.com/budidaya-ikan-nila/)

berikut adalah Video pemberian pakan ikan Nila Merah.

Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.

Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Marilah kita melakukan penyegaran kembali akan pentingnya pengobatan terhadap penyakit ikan Nila, tentunya lebih baik lagi kalau kita melakukan tindakan preventif (pencegahan) dengan memberikan antibiotik yang disarankan secara berkala. Berikut adalah antibiotik yang disarankan oleh penulis.

https://pakanalternatiflele.files.wordpress.com/2018/10/enroflomax-plus25-plus.jpg?w=768&h=768

Pemanenan ikan nila
Penulis, mengacu kepada pelet PCP yang disarankan, penentuan kecepatan panen memang relatif, sangat berpengaruh terhadap morfologi ikan, jenis ikan, kondisi kesehatan, kualitas bibit hingga bentuk dan jenis kolam. Untuk kondisi standar waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.

Tinjauan Umum Mengenai Ikan Nila

Morfologi Ikan Nila
Ikan nila mempunyai ciri – ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor ditemukan garis lurus vertikal. Pada sirip punggung di temukan garis lurus memanjang. Ikan nila dapat hidup di perairan air tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup ingsang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

Klasifikasi Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan jenis air tawar yang mempunyai nilai konsumsi sangat tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman dan kemerahan. Ikan nila berasal dari sungai Nil dan danau – danau sekitarnya. Sekarang ikan nila tersebar ke negara – negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim dingin ikan nila tidak bisa hidup baik. Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah.

Klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Perchomorpi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Habitat Ikan Nila
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang hidup di air tawar terkadang juga terlihat hidup di perairan agak asin ( payau ). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline ( dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar ). Ikan Nila mendiami hidup di berbagai habitat air tawar termasuk hidup di saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau.

Ikan nila merupakan komoditas perairan darat yang banyak digemari oleh masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. Untuk meningkatkan produksi ikan nila, budidaya secara intensif perlu dilakukan dengan pemberian pakan yang berkualitas (Wedemeyer, 1996). Ikan nila adalah salah satu ikan yang paling banyak
dibudidayakan, sekitar 75% berkembang dalam beberapa tahun terakhir (FAO, 2009). Di dalam negeri,permintaanikan cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya pendapatan dan kesadaran mengonsumsi makanan sehat sumber protein hewani sebagai pengganti ayam dan daging. Ini disebabkan makanan yang berasal dari ikan dapat diterima semua lapisan masyarakat dan tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan (Akbar dan
Sudaryanto, 2002). Dengan berbagai kelebihannya Nila menjadi ikan konsumsi favorit di Indonesia, karena memngandung banyak unsur yang berguna bagi pertumbuhan dan pembangunan sel tubuh dan perkembangan otak anak
Untuk Lebih memperjelas marilah kita tinjau kelengkapan unsur yang terkandung dalam ikan Nila adalah sebagai berikut:

Nah, penulis telah cukup jelas bukan, berbagai proximat yang terkandung dalam tubuh Nila. kan membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan umumnya pakan diformulasikan dari bahan mentah nabati dan hewani secara bersama-sama untuk mencapai keseimbangan kandungan nutrisi
pakan. Daging ikan Nila terdiri atas beberapa komponen,
seperti protein, lipid, vitamin, dan mineral, yang semuanya berkontribusi terhadap komposisi daging secara keseluruhan. Komposisi tubuh ikan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksogen dan endogen (Huss, 1995). Kandungan Vitamin ikan Nila dapat dijabarkan dalam tabel berikut.

Menurut Affandi et al. (2004), ikan menggunakan terlebih dahulu protein untuk proses metabolisme dilanjutkan lemak dan yang terakhir karbohidrat.Ikan nila (Oreochromis niloticus) bila dipelihara pada suhu di
bawah 14° C ataupun di atas 38C akan mengalami stres berat dan mati pada perairan yang suhunya di bawah 6° C atau di atas 42°C (Baras et al., 2001). Pertumbuhan optimum ikan nila pada masa pendederan pada suhu air berkisar antara 25-30° C (El-Sherif dan El-Feky, 2009. Kandungan Lipid dan Asam Amino Nila Tertera dalam tabel berikut.

Perbedaan Ikan Nila Dan Mujair
Ikan nila maupun ikan mujair merupakan ikan konsumsi yang banyak disukai masyarakat Indonesia pada umumnya. Selain mudah diperoleh karena banyak dijual di pasar-pasar tradisional, ikan nila dan mujair juga memiliki rasa daging yang gurih dan lezat. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang menganggap ikan mujair adalah ikan nila, begitu juga sebaliknya. Tidak sedikit orang yang mengira bahwa kedua jenis ikan ini adalah ikan yang sama.

Meskipun sepintas terlihat sama, ikan nila dan mujair adalah ikan yang berbeda. Jika diperhatikan dengan teliti ikan nila dan mujair memiliki banyak perbedaan. Terutama pada bagian luar tubuh kedua ikan tersebut memiliki banyak perbedaan yang mencolok. Dilihat dari segi nilai ekonomisnya, ikan nila dan mujair juga sangat berbeda. Bisnis budidaya ikan nila lebih menguntungkan, konsumen lebih menyukai ikan nila daripada ikan mujair. Selain itu, pertumbuhan ikan nila jauh lebih cepat dan ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan ikan mujair.

Secara kasat mata, ikan nila dan ikan mujair sangat mudah untuk dibedakan. Jika diperhatikan dengan seksama, kedua ikan ini memiliki ukuran tubuh yang berbeda. Bagian-bagian tubuh (anggota tubuh) kedua ikan tersebut juga memiliki bentuk, ukuran, warna dan corak yang berbeda. Perbedaan ikan nila dan mujair terlihat pada kepala, sirip, ekor maupun tubuh ikan secara keseluruhan.

Untuk lebih jelasnya mari kita tabelkan perbedaan tersebut, berikut tabel perbedaan Nila dan Mujair.

Dalam perkembangannya di dunia tani dan ternak Indonesia, ikan Nila lebih Populer dibandingkan dengan mujair, dikarenakan, kemampuan pertumbuhannya yang lebih baik dan kemudahan pemeliharaan yang lebih termanajemen dengan baik. Maka penulis menyoroti Ikan Nila secara khusus dibandingkan dengan Mujair.

Segudang Manfaat Dan Kandungan Gizi Ikan Nila Bagi Kesehatan
Ikan nila merupakan salah satu ikan yang kaya akan kandungan nutrisi yang di butuhkan oleh tubuh kita, selain itu ikan nila juga bermanfaat untuk menjaga tubuh kita tetap sehat. Dengan berbagai cara ikan nila di olah untuk di konsumsi harian , di jepang di kenal makanan sushi dengan bahan ikan salmon dan tuna segar, Tapi di sushi yang terkenal di indonesia adalah ikan nila simak selengkapnya.

Berikut Adalah Manfaat ikan nila :
Dalam ikan nila kandungan lemak yang rendah, sehingga tidak meningkatkan kadar kolesterol.
Ikan Nila juga di kenal rendah kalori dan karbohidrat jadi sangat pas untuk program diet sehat.
Kandungan omega 6 yang ada dalam ikan nila bermanfaat mencegah dermatitis.
Kandungan fosfor yang ada dalam ikan nila sangat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi.
Selenium yang ada dlam daging ikan nila bemanfaat untuk mencegah kanker, serangan jantung dan katarak
Kandungan vitamin b 12, bermanfaat untuk membentuk sel darah merah.
Mengandung potassium yang berguna untuk mencegah pembentukan batu ginjal dan melancarkan aliran oksigen ke otak.
Kandungan kolagen yang jumlahnya lebih rendah daripada daging ternak. Sehingga membuat tekstur daging ikan menjadi lebih empuk dan mudah dicerna.

Mencegah Kanker Prostat
Ikan nila memiliki kandungan selenimum yang sangat tinggi. Studi penelitian menunjukkan bahwa asupan selenium terkait dengan penurunan risiko kanker prostat. Selenium dikenal karena kemampuannya untuk mengurangi aktivitas radikal bebas dalam tubuh, sehingga menurunkan kemungkinan stres oksidatif pada semua sistem organ, dan mutasi sel-sel sehat menjadi kanker .

Menjaga Kesehatan Jantung

Asam lemak Omega 3 dapat membantu mengurangi terjadinya aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke. Kalium yang ada pada ikan nila bersifat mengurangi tekanan darah.

Membantu Kesehatan Otak
Kandungan kalium dan omega 3 yang ada pada ikan nila membantu meningkatkan kekuatan otak dan fungsi neurologis. Kalium akan meningkatkan oksigenasi ke otak, dan juga sangat penting untuk keseimbangan cairan tubuh.

Mencegah Penuaan Dini
Asupan lebih dari 20 % selenium setiap hari yang ada dalam ikan nila, sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit, Dan menghentikan kerusakan sel akibat radikal bebas. Hal ini berarti akan mengurangi keriput, bintik-bintik hitam penuaan dini.

Menambah Sistem Kekebalan Tubuh
Selenium juga berperan penting dalam regulasi kelenjar tiroid, yang bertugas mengontrol banyak fungsi hormon. fungsi kelenjar tiroid akan menjaga keseimbangan metabolisme, fungsi organ yang tepat, serta reaksi kimia di seluruh tubuh.

Perhatikan dalam Mengolah Ikan Nila

Kebiasaan alami ikan nila adalah membersihkan racun di lingkungan habitatnya. Racun bisa jadi diserap ke dalam tubuh dan mengendap seperti halnya ikan sapu-sapu. Untuk itu, perlu di perhatikan dalam membeli ikan nila, di sarankan membeli ikan nila dari pertanian ikan yang mengutamakan kualitas kebersihan.

Pakan yang terbaik untuk ikan nila adalah pakan apung (floating pellets). Mengacu kepada pernyataan diatas, maka pelet apung merupakan pakan terbaik untuk ikan Nila, mengingat higienisnya dalam pembuatan, karena pelet apung mutlak pre-oven. Sedikit ulasan kembali tentang pelet apung adalah sbb, Faktor yang mempengaruhi pelet ikan bisa mengambang atau terapung yaitu dari bahan atau dari mesinnya yang hebat dan canggih. Pelet bisa terapung karena ada pori pori dalam pelet yang terjadi karena gesekan dari bahan yang dibawa oleh ekstruder dengan dinding tabung dan dipadatkan diujung ekstruder dengan tekanan tinggi hingga menimbulkan panas yang cukup untuk membuat pelet matang,kemudian masuk kedalam lubang yang dinamakan dies setelah keluar dari lubang dies tersebut dipotong oleh pisau pemotong. Karena perbedaan suhu d idalam dan suhu ruang maka pelet tersebut dapat membuat pori-pori pelet. Intinya dari proses ini adalah thermo mechanical cooking (teknik memasak dengan mekanik). Steam boiler dihilangkan tetapi memasak dengan kekuatan mekanik mesin sehingga menggunakan energi yang cukup besar. Nah, jelas bukan, pre oven tentunya akan menghilangkan bakteri pathogen (merugikan).

Penulis merekomendasikan pelet PCP (Pelet Cepat Panen) yang memang di desain hanya untuk kelompok Tani Indonesia, atau Gabungan Poktan (= GAPOKTAN). Berikut contoh aplikasi PCP dalam video berikut:

Bagaimana Membuat Pelet Apung?

Mengapa Pelet Bisa Mengapung
sebelumnya mari kita tinjau jenis pelet yang beredar di Indonesia (di kkalangan petani/peternak Ikan kita). Penulis telah memberikan/ mengulas masalah ini sebelumnya. Klik aja ya…

https://pakanalternatiflele.wordpress.com/2016/10/30/beberapa-product-pelet-cepat-panen-pcp/

Mari kita bahas mengenai bagaimana terbentuknya sebuah pelet apung, membuat pelet apung harus menggunakan mesin ekstruder … Lha kalo peternak kecil ga punya dana untuk beli mesin mahal sedang jika membeli terus menerus dengan pakan pabrik wajarlah peternak lele banyak yang gulter alias gulung terpal.

Perburuan informasi bagaimana cara membuat pelet apung menjadi ‘share click‘ yang paling banyak memenuhi jagat raya dunia maya. Berbagai alasan yang diberikan bagi sipelancar internet ini berbeda-beda, ada yang bertujuan menghemat pakan pabrik yang mahal, ada yang ber-orientasi bisnis yaitu menjual lebih murah dibanding harga pasar/pabrik. Tul khan ! Ya, potensi bisnis di segmen pakan ikan ini memikat hati para penggiat bisnis budidaya ikan air tawar.

Didanau Maninjau Sumatera barat saja menghabiskan pakan 5 ton pakan nila perhari dan di Waduk Carita, waduk Jatiluhur di Jawa Barat, waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Danau Batur Bali menghabiskan pakan nila ribuan ton setiap bulannya. Koto panjang Kabupaten Kampar membutuhkan pakan ikan lele dan patin. Untuk pakan ikan Lele didesa kecil di Jember, desa getem namanya, membutuhkan 4-6 ton pakan lele perhari. belum lagi sentra ikan lele terbesar di parung Bogor, kampung lele Boyolali dan sentra lele No.2 terbesar di Jawa Tengah, Kabupaten Pati.

Alasan utama orang berlomba-lomba agar bisa membuat pelet yang bisa mengambang adalah karena demand yang tinggi. Kebutuhan pelet atau pakan ikan, ayam, bebek dan lain-lain mencapai ribuan ton setiap bulannya. Image yang berkembang bahwa pelet selalu dibutuhkan oleh market dan bisnis pakan ternak mendatangkan profit, sedangkan beternak atau berbudidaya selalu dihadapkan banyak kendala seperti kualitas bibit yang hasil inbreeding, bibit langka, musim yang tidak bersahabat, harga pakan yang mahal dan kualitas air yang tidak memadai. Ia khan !!!

Membuat pelet apung dapat dibuat dengan beberapa cara :

Menggunakan mesin ekstruder
Cara yang pertama ini anda musti memiliki mesin pelet yang disebut mesin pelet ekstruder. Mesin pelet ekstruder inilah yang bisa membuat pelet ikan menjadi terapung. Cara ini yang paling efektif namun sayang harga mesin ekstruder tidak semua peternak ikan mampu.

Dengan cara digoreng
Dengan cara dipanaskan (digoreng dengan minyak ikan) teknik ini biasa dilakukan untuk kepentingan sendiri (home activity) dan bisa mengapung beberapa menit 1-3 menit.

Sistem Steam atau kukus
Dengan cara mengadopsi cara kerja mesin penanak nasi (magic jar), setelah pelet dicampur, diolah dan difermentasi kemudian dipanaskan. Mengambang tidak terlalu lama tapi cukup membantu namun hanya digunakan dikalangan peternak sendiri. Tidak bisa dijual karena bentuk tidak bisa sama. Cara ini juga mengasilkan pelet apung 1-3 menit

Mengadopsi sistem pembuatan tempe
Dengan cara dibuat tempe. Metode peragian saat ini sedang digandrungi oleh para pembudidaya ikan lele. Tempe jika dicemplungkan kekolam ini menjadi apung. Silahkan lakukan serangkaian uji coba dengan menambahkan ragi tempe yang banyak dijual dipasaran bebas. Sistem ini tidak menggunakan mesin apapun. Anda cukup membeli bahan-bahan yang sudah berbentuk tepung. Cara ini bisa mengapung antara 1 menit hingga 5 menit tapi ribet mengerjakannya.

Mengunakan tepung apung (ESA-01), enzimatis dan fermentasi.
(disadur dari http://boosterfish.com/cara-membuat-pelet-apung/)
Cara ini yang bisa digunakan untuk bisnis pelet apung dan menghasilkan daya apung lebih lama dan nutrisi bermutu tinggi sekelas pabrik. Cara ke-5 inilah yang mendatangkan 3 azaz manfaat sekaligus, yakni :

1. Menghasilkan pelet yang bisa mengambang atau mengapung dalam jangka waktu yang lama antara 25 menit hingga 90 menit jika tidak dilakukan fermentasi akan mengapung antara 10 menit hingga 20 menit. Nilai protein awal 27% menjadi 35% setelah menggunakan tepung apung ESA-01 ini. Namun sebaiknya tetap lakukan proses fermentasi karena manfaat fermentasi untuk meningkatkan mutu pakan (baca artikel fungsi fermentasi, judulnya : Bioteknologi, apa itu fermentasi)

Laporan beberapa peternak di daerah, penggunakan tepung apung (ESA-01) bahwa pelet mampu mengambang dipermukaan air selama 25-90 menit dan air tidak keruh dan mengapung selama 20 menit jika tidak dilakukan fermentasi.
2. Berbiaya murah 30-40% dibandingkan pakan pabrik.
3. Mampu meningkatkan nutrisi pakan baik teruji secara laboratorium maupun teruji dilapangan.

Tinjauan Umum mengenai Pelet Apung yang Baik
Apabila mengunakan mesin pelet sederhana
Pelet Density (kepadatan) jelek. maka pelet gampang hancur di air. Nah, kalau pelet tersebut tidak memiliki Density yang baik, maka, pelet yang tidak termakan oleh ikan akan hancur sifat “porousnya” akan hilang akhirnya membusuk. Nah peristiwa ini akan mengakibatkan terproduksinya amaoniak secara alami, dan akan menyerap oksigen yang banyak. sehingga dapat menimbulkan kematian massal untuk Ternak ikan anda.

Floating pelet adalah yg terbaik, harus memiliki kelebihan dari semua pokok bahasan diatas. Penulis akan memberikan Illustrasi dari cara pembuatan Pelet apung tersebut. Ya, untuk selanjutnya pelet produksi ini disebut sebagai PCP (Pelet Cepat Panen) yang merupakan Pelet dengan standar kualitas baik, tentunya tidak membuat kantong petani/peternak kita jadi bocor.

Tahapan produksi-proses pabrikasi Pelet PCP (Pelet Cepat Panen) adalah sebagai berikut
1. Grader (tapis)
2. mixer (pencampur)
3. steamer (kukus)
4. Extruder (cetak)
5. Conveyor (ban berjalan)
6. Windy Dryer (pengering)
7. Devider (pembagi)
8. Conveyor (ban berjalan)
9. Baru masuk karung

Nah.. lahirlah pelet berpori, dengan daya apung 24 jam, mampu dibibis (tidak hancur) dan absorbsi daya serap probiotik/hormonal baik.. Karena proses finsishingnya dengan menggunakan Oven, Pastinya, dengan kekeringan dibawah 9% maka bebas jamur.

Tinjauan Umum Pelet PCP (Pelet Cepat Panen) Apung
Pelet PCP dibuat dengan bahan dan proses pabrikasi yang terbaik. Nah, tentunya akan timbul berbagai pertanyaan, mengapa Pellet dibuat bergradasi ukurannya? Dari kacamata produksi tentunya ini penting, karena memang faktor mesin, sangat berpengaruh terhadap kemampuan “pelletizing” yang baik. Semakin baik mesinnya, tentunya akan mampu menghasilkan pelet yang bergradasi makin kecil. Faktor bahan juga sangat berperan. Seperti kita ketahui, bahwa protein berperan dalam penentuan kualitas pelet apung tersebut. dalam melakukan mix design, dibutuhkan Protein Nabati dan Hewani, tentunya semakin kecil butiran tepung (powder) akan dapat membentuk pelet dengan butiran yang makin kecil pula. beberapa produksi PCP (Pelet Cepat Panen Floating Pellets) adalah sebagai berikut (keterangan tinjauan khusus untuk ikan lele – harga per 1 Oktober 2018):

PCP20 (2mm Floating Pellets) Protein Up to 30% mulai ikan uk 4/6cm 6300/kg
karung 30kg, Rp.189.000/karung

PCP30 (3mm Floating Pellets ) Protein up to 28% mulai ikan uk 7/8cm 6200/kg.
karung 30kg, Rp. 186.000/karung

PCP40 (4mm Floating Pellets) Protein up to 26% mulai ikan uk 20cm 6100/kg
karung 30kg, Rp.183.000/karung

PCP50 (5mm Floating Pellets) Protein up to 22% mulai ikan sangkal-panen (finisher) 5900/kg, karung 30kg, Rp.177.000/karung

Pelet Apung Sebelum Ditebar Sebaiknya Dibibis Terlebih Dahulu

Pelet Apung Wajib Dibibis Meski Hanya Dengan Air Saja
Ikan anda mengalami gejala perut buncit? Biasanya gejala seperti ini diikuti dengan menurunnya nafsu makan ikan. Selanjutnya ikan mengalami kematian secara bergiliran. Nah, gejala ini muncul umumnya karena usus atau lambung ikan bermasalah.

Penulis, akan menyoroti sebuah pokok permasalahan yang hangat dilakukan orang. Betul, lele sebagai salah satu komoditi yang banyak di gemari, karena mendatangkan laba yang baik, umum di konsumsi orang dan pastinya merupakan sumber protein hewani paling murah di masyarakat.

Kembali ke masalah lele, Lalu apa penyebabnya? Jika Anda memberi makan lele dengan pelet jenis apung, itulah penyebabnya. Maksudnya, pelet apung itu memiliki tekstur yang padat dan keras. Jika pelet tersebut langsung diberikan pada lele tanpa diproses lebih dulu, maka di dalam perut kumpulan pelet akan mekar. Sementara lele butuh waktu yang cukup lama untuk dapat mencerna pelet yang keras tersebut. Cara pemberian pakan yang kurang tepat tersebut, dalam jangka panjang akan membuat usus lele tidak kuat. Usus bisa pecah atau luka.

Solusi dari permasalahn tersebut adalah? DIBIBIS. Itu istilah kami untuk proses membuat pelet apung menjadi kenyal (tidak keras lagi) dengan bantuan air (meski hanya menggunakan air hangat/panas). Memang lebih baik dilakukan bibisan dengan penambahan aditif yang lebih berguna, misalkan hormonal, probiotik atau antibiotik. Sebagai gambaran lengkap mari kita lihat video berikut milik pelanggan kami di seputaran Sumatera, yang tentunya telah berhasil di dunia perlelan Indonesia.

Nah, cukup jelas bukan… betul, selanjutnya lakukan prosedur pemberian pakan seperti pada video tersebut. Apalagi khususnya untuk ikan lele, yang terkenal rakus dan “menyantap” dengan lahap pelet yang kering tersebut. Bisa berabe tuh, dan tentunya dapat berujung dengan kematian.

Penulis, akan menyoroti pokok permasalahan dengan pelet PCP (Baca Pelet Cepat Panen) yang merupakan hasil olahan dan produksinya. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah pelet akan hancur dengan rendaman “air” tersebut? apakah pelet akan hilang sifat terapungnya? berikut jawaban ilmiahnya.

Pelet PCP tentunya didesain memiliki nilai komersial, dimana pelet tsb harus memiliki kemampuan waktu stok (baiknya dibawah 6 bulan). Maka pelet dibuat kering (low moist – kadar air dibawah 8%) dengan maksud. Menghambat laju kontaminasi bakteri jahat (pathogen) dan juga pertumbuhan jamur
Kemudian pelet pcp, dikemas dalam karung ganda (ada plastic inner didalamnya) dengan maksud tidak terkontaminasi dan juga tidak hilang bau amisnya.

Pertanyaan diatas terjawab, Pelet PCP tidak akan hilang sifat apungnya dengan tindakan tersebut diatas. Density (kepadatan) berpori yang baik, tetap membuat PCP mengapung lebih dari 12 jam.
Kembali ke hakekat pelet apung yang sebenarnya.

Bibisan yang Baik Adalah dengan Pemberian 3 Pilar Utama
Mari kita lanjut bahasan kita mengenai “bibisan” ini. Baiknya bibisan tidak hanya dengan menggunakan ‘air” saja, tentunya. Ketiga pilar utama tersebut adalah:

1. Probiotik
Ilmu pertenakan dan teknologi penggemukan ternak khususnya pada ternak terus maju dan berkembang dengan pengaplikasikan beberapa macam produk probiotik yang sangat menguntungkan bagi peternak.

Manfaat probiotik untuk ternak yang digunakan dalam ransum pakan akan meningkatkan daya cerna dalam pencernaan ikan. Probiotik adalah mikroba atau mikroorganisme yang hidup pada media tertentu, kemudian digunakan pada ternak melalui pakan, untuk membuat keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaannya.

Probiotik yang ditambahkan dalam pakan ransum, dari berbagai hasil penelitian mampu menambah berat badan ternak. Karena probitik ini mampu membuat mikroorganisme postif bekerja pada keadaan yang optimal, jadi pakan akan lebih gampang dicerna dan diserap. Dalam hal ini penulis hanya menyoroti pokokbahasan penggunaan probiotik pada pakan. Meski dalam prakteknya pengetrapan probiotik juga dilakukan di media hidup ikan (di air). Berikut Probiotik bubuk yang disarankan oleh penulis, dimana probiotik ini berbentuk bubuk dan telah dilengkapi dengan media prebiotik (makanan probiotik) dalam bentuk bubuk juga.

Nah, probiotik ini berbentuk bubuk yang tentunya harus diaktivasi terlebih dahulu, dibangunkan dan di kembang biakkan dengan pemberian media air dengan ketentuan pakai yang cukup jelas (tertera di pembungkus botol). Adapun kandungan/keterangan isi probiotik tersebut adalah sebagai berikut.

2. Hormonal (Asam Amino) dan Vitamin
Sebelumnya mari kita segarkan ingatan kita akan makalah yang telah dibuat oleh penulis di pembahasan sebelumnya.

https://pakanalternatiflele.wordpress.com/2018/02/01/optimalisasi-prosentase-asam-amino-terhadap-prosentase-protein-dalam-pakan-ternak/

ya berikut penjelasannya, Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat diproduksi dalam tubuh ternak, asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh, untuk memenuhi permintaan yang dibutuhkan oleh tubuh, disebut asam amino esensial. Nah, sekarang jelas bahwa semua yang kita berikan untuk kebutuhan ternak adalah Asam Amino Esensial.

Asam amino esensial juga telah dibahas dalam sub bagian, blog penulis. Akan tetapi tentunya dapat disimpulkan bahwa, asam amino adalah sebagai zat aditif PERCEPATAN TUMBUH ternak, dalam hal ini penulis menyoroti pasokan kebutuhan akan Asam Amino Tersebut dalam produk terapan yang telah teruji. Betul Asam amino yang dikombinasikan dengan Vitamin lengkap. Penulis menyarankan produk sebagai berikut.

AminoVit2 adalah sebuah Hormonal kering (bubuk) yang ekonomis.. karena anda tidak perlu membeli “air”.AminoVit2 diformulasikan dengan komposisi: asam amino Lysine, Methianine dan Vitamin lengkap. AminoVit2 untuk percepatan tumbuh Ikan dan kesehatan Ikan, per pack 300gram Bubuk.



Pemakaian dan Dosis AminoVit2

1 pack aminoVit2 netto 300 gram dicairkan dengan 1.5 liter air (1 botol aqua jumbo)..
Campurkan dengan 1 karung pelet PCP netto 30kg..
Jadi kering : kering adalah 1%
Biarkan meresap.. setelah 10 menit lemparkan ke kolam ikan.. pelet akan tetap apung dan hormonal (AminoVit2) masuk ke perut ikan
Lakukan pemberian AminoVit2 ini setiap 5-7 hari 1x saja.. untuk ikan nokturnal (lele) baiknya pada malam hari. Untuk ikan konsumsi lain berikan di pagi hari (ada matahari)

Kebutuhan dan pemesanan akan asam amino ini dapat dibeli secara online di:
TOKOPEDIA
https://tokopedia.link/RUErhSLlIQ
BUKALAPAK
https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/pet-food-stuff/vitamin-obat-obatan/p8sqif-jual-amino-vit2-gold-edition-vitamin?utm_source=apps
SHOPEE
https://shopee.co.id/hunniebee_shop/1546085287

Beberapa gambar pendukung untuk AminoVit2 dapat di berikan ilustrasi sebagai berikut:

3. Antibiotik
Kegagalan panen ikan di Indonesia disebabkan terbesar dengan infeksi bakteri Aeromonas Sp, dimana serangannya dapat mengakibatkan kematian hingga 100% dalam kolam yang terinfeksi. Beberapa obat herbal, pada kenyaaannya memiliki daya pemulihan yang kalah cepat. Keterlambatan penanganan dapat berakibat kematian massal. Ya, harus di tanggulangi dengan antibiotik yang manjur untuk pengobatannya. Enrofloxacin. Penulis, mengetengahkan sebuah merk yang disarankan adalah sebagai berikut.

EnrofloMax25 Plus isi 100 gram bubuk

pembasmi bakteri paling ampuh dan efektif pada ikan dan udangmenyemuhkan penyakit ikan seperti tubuh berdarah, perut besar, lendir mencair, borok busuk, sisik mengelupas, ikan sering nampak dipermukaan, sirip rusak, nafsu makan turun, insang merah akibat bakteri pseodomonas sp dan aeromonas sp.meningkatkan kekebalan tubuh ikan dan udang akibat serangan penyakit bakterial.meningkatkan nafsu makan ikan dan udang sehingga mempercepat pertumbuhan.meningkatkan aktifitas ikan dan udang.

CARA PENGGUNAAN:
Cairkan dengan Air 1pack (100gram) pakai 1 liter air

Melalui Air
0.5 cc UNTUK 1000 LT ATAU 1 M3 diberikan tiap 3 hari pd aquarium atau kolam. untuk pengobatan 1-2 cc / 1000 liter tiap hari selama 3 hari, setelah itu ganti air 50%.

Melalui Pakan
Untuk Pengobatan :
2-3 cc di campur 1 kg pakan diberikan selama 5 hari berturut turut
ntk pencegahan dosis 1 cc
UNGGULNYA ENROFLOMAX25 PLUS adalah:
– Bisa untuk Pelet Apung
– Bisa Pelet Tenggelam
– Bisa untuk remah2/crumble/konsentrat. Karena ada daya rekat Agar2 Rumput Laut

KOMPOSISI / Mengandung:
Enrofloxacin Base 250.000 mg
Agar2/Jelly serta Vitamin Lengkap

DAPAT DIBELI DI OLSHOP:
TOKOPEDIA
https://tokopedia.link/8MiIIuWUuP
BUKALAPAK
https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/pet-food-stuff/vitamin-obat-obatan/lye837-jual-enroflomax-25plus-power?utm_source=
SHOPEE
https://shopee.co.id/hunniebee_shop/1424377494

Tentunya Antibiotik dewasa ini tidak hanya digunakan untuk pengobatan saja, karena pada hakekatnya, pengobatan untuk ikan khususnya dengan beberapa indikasi terinfeksi seperti moncong putih, perut kembung, sisik naik mekar, hingga timbulnya luka kemerahan akibat serangan bakteri Aeromonas Sp adalah TERLAMBAT. Tentunya lebih baik mencegah daripada mengobati.